
Komentar Keras dari Netizen Buat Sukmawati Yang Menbandingkan Nabi Muhammad dengan Sukarno Dalam Pidatonya - Putri Presiden RI pertama, Sukmawati menarangkan terpaut
pidatonya yang terkesan menyamakan Nabi Muhammad SAW dengan Presiden RI ke- 1
Soekarno. Baginya, perihal itu bermula dari niatnya buat mengkritik proses
rekrutmen calon radikalis ataupun teroris yang menyamakan Pancasila dengan
Alquran.
" Aku cuma bertanya serta sesungguhnya aku cuma
mengulang membagikan penjelasan tentang kabar yang aku bisa, tentang kabar yang
bukan dari aku, tetapi dari perekrut calon- calon radikalis yang bertanya lebih
bagus Pancasila ataupun Alquran.
Ia menegaskan, kabar yang ia bisa, ialah perkata serta
ketentuan buat calon- calon radikalis, teroris yang salah satu statment
perekturnya merupakan Pancasila serta Alquran.
Ia juga menyayangkan video pidatonya diedit serta diunggak
tidak utuh di media sosial, sehingga memunculkan kesan kurang baik terhadap
dirinya. Baginya, persoalan tantang Nabi serta Sukarno sudah cocok konteks.
Melalui persoalan tersebut, Sukma pula hendak menegaskan wujud yang berjuang
buat mewujudkan kemerdekaan Indonesia.
" Dipotong seakan aku langsung bertanya semacam itu.
Latar balik konteks yang aku bicarakan dihapus oleh pengedit. Jadi aku yang
dibikin rugi," kata Sukmawati.
" Soal aku bertanya siapa yang berjuang di abad 20, itu
kan aku cuma menayakan siapa yang berjuang, bukan soal jasa," lanjutnya.
Ia kembali menegaskan, kalau dirinya tidak bermaksud
melaksanakan penistaan. Apalagi Sukmawati merasa tidak satupun perkata negatif
tentang Nabi Muhammad terlontar dari mulutnya.
" Tidak terdapat iktikad menistakan, tidak terdapat
perkata yang menistakan, menjel- jelekkan, berdialog perihal kurang baik, ini
kan tidak terdapat," tuturnya.
Tadinya, adik Megawati itu pula menjawab perkataan sebagian
tokoh yang memohon dirinya mempedalam ajaran Islam. Sukmawati menuturkan
memperdalam ilmu sejarah pula butuh dicoba.
Post a Comment for "Komentar Keras dari Netizen Buat Sukmawati Yang Menbandingkan Nabi Muhammad dengan Sukarno Dalam Pidatonya"